KABAR UNTAG DILARANG BIMBINGAN DI LUAR KAMPUS, SALAH SATU UPAYA PENCEGAHAN PELECEHAN SEKSUAL
Senin, 31 Januari 2022 - 14:55:12 WIBDibaca: 352 kali
Perilaku pelecehan seksual yang marak menjadi perbincangan terutama pada lingkungan perguruan tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya membentuk tim etik dalam mengantisipasi pelecehan seksual terhadap mahasiswa maupun sivitas akademika. Rektor Untag Surabaya - Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA mengatakan dalam mengantisipasi tindakan tersebut telah membentuk panitia dan tim pokja pelecehan seksual. Kebijakan juga menjawab Permendikbud nomor 30 tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di Perguruan Tinggi.
Prof Nugroho menegaskan apabila terdapat pelaku pelecehan seksual, maka Rektor Untag Surabaya akan memberi sangsi tegas. "Tapi kalau ada, betul kami akan melakukan tindakan tegas. Kami juga ada tim etik yang unsur anggotanya dari mahasiswa ada unsur dosen ada tendik juga. Ada semua yang mewakili fakultas. Ada juga sanksi-sanksi tegas setelah dilakukan verifikasi oleh tim pokja dan tim etik," ujar Rektor Untag Surabaya, Selasa (25/1).
Antisipasi lain, Rektor Untag Surabaya juga telah melarang aktivitas bimbingan tugas akhir di luar kampus. “Kita melarang dosen melakukan bimbingan tugas akhir baik yang D3 hingga S3 diluar kampus. Karena kampus sendiri telah melengkapi berbagai fasilitas bimbingan di kampus. Itu juga salah satu upaya untuk meminimalisir adanya pelecehan,” tegas Prof Nugroho.
Sementara itu, Dosen Psikologi Pendidikan Untag Surabaya - Karolin Rista menjelaskan setiap kejadian yang tidak menyenangkan salah satunya terkait pelecehan seksual yang akan membawa dampak psikologis terhadap seseorang. Ia menuturkan bahwa level psikologis setiap orang berbeda-beda. “Pada level manusia atau korban mungkin dia akan beraksi seakan-akan biasa saja, tetapi pada korban tertentu kondisi psikologisnya lebih rentan mereka bisa sampai level depresi. Yang harus menjadi perhatian adalah support system," jelas Karolin.
Adanya support system agar korban lebih berani untuk bisa lebih bersuara, berbicara dan semua tindakan kekerasan diharapkan bisa hilang. Menurutnya, support system yang baik adalah keluarga, sahabat, atau orang-orang penting dari korban. "Yang bisa kita lakukan berhenti menghakimi, kalimat yang terlihat menyepelekan contoh move on dong jangan itu lagi itu lagi yang kamu bahas. Kekerasan seksual bukan hal mudah untuk diutarakan, itu ada yang namanya privasi. Kalau dia bersuara artinya dia mempercayai anda untuk menjadi tempat dia mencari solusi. Mari hadapi tanggapi korban dengan cara yang bijak," terangnya.
Upaya lain, Untag Surabaya semenjak 2014 sudah memiliki konseling center untuk melayani para mahasiswa yang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan, fasilitas konseling ini tidak berbayar. Terutama terkait pelecehan seksual. "Sampai sejauh ini ketika mereka punya masalah dalam pacaran bisa mengakses layanan ini secara gratis. Harapan kami demikian ketika masalah itu kecil tetapi dia tak mampu menghadapinya mari bersuara. Ini yang kami lakukan terus menerus," ujarnya. (rz/kr)
Sumber : https://www.untag-sby.ac.id/web/beritadetail/dilarang-bimbingan-di-luar-kampus-salah-satu-upaya-pencegahan-pelecehan-seksual.html
Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya